Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Semua butuh waktu, pun dirimu.

Gambar
Kalau bisa, Aku lebih memilih bicara pada diri sendiri Mengapa dunia begitu kacau? Mengapa orang-orang begitu aneh? Mengapa jalan begitu ramai? Namun sudut kamar ini masih terasa sepi Kalau bisa, Inginku bertukar pikiran dengan setiap halaman buku pada rak itu Mengapa rasa ini tak kunjung hilang? Mengapa tak juga pulih? Sepi, hening, hampa, seperti rumah tak berpenghuni Apa dan siapa yang bisa mengisi? Setiap doa dalam sujud? atau tetes air mata yang jatuh? Hidup ini seperti lelucon Anehnya, tak ada tawa. Kalau bisa, Kau saja yang kujadikan teman bicara Ribuan tanya dibalik batunya kepala Terlalu banyak kata tak terucap Tangis tak terdengar? tak perlulah disebut Entah besok atau lusa, Udara segar bisa dihirup dengan bebasnya Kaki bisa berpijak dengan nyamannya Kuharap tak akan kau lewatkan Perbincangan pukul tiga itu, dengan mata sayup, dan omongan yang mulai ngelantur Saat ini, baiknya diam saja Teriak pun mer

Ibu, aku harus bagaimana?

Gambar
Aku ingin tidur di pangkuan Ibu Berbantalkan lengan Ibu, memeluk badan kurus Ibu, bercerita tentang hariku pada Ibu, terbangun akan kecupan Ibu. Aku ingin mengadu pada Ibu Empat tahun tidak mudah saat jauh darinya, menonton tv sendirian aku tidak bisa, wangi tubuh ibu selalu saja ada. Aku tidak ingin beranjak dua puluh dua Mereka memaksaku dewasa; pikiran yang kalut, dihantui oleh rasa takut, pura-pura dalam kesempurnaan, nyaman namun hati tak merasa aman. Aku benci menjadi tua Sedih dipendam sendiri, sembunyi dalam sunyi, ramaipun nampak tak berarti. Rasanya seperti hilang diri Sepi ini terlalu mendominasi, tempat bersandar selalu kucari, tapi kata mereka, "itu ada kursi!", kejam sekali. Mereka hanya peduli pada diri sendiri Terkadang aku iri- pada ombak yang tahu kapan akan menepi, pada pelancong yang tau kemana mereka akan pergi. Ibu, aku malu. maukah kau mendengar keluh kesahku? tentang lelaki yang mengabaikanku, tentang malam