Raga, bersabarlah
Rembulan mulai meredup
Bintang nampak tak hidup
Pertanyaan pun mulai riuh
Kemana cahaya itu?
Jangan tanya aku
Aku tak peduli
Apa pernah rambulan peduli
Pada air mata yang tak pernah kering
Apa pernah bintang itu sudi
Akan tubuh yang lemah terbaring
Dengan pikiran yang selalu ingin berpaling
Andaikan raga ini sebuah balon helium
'Kan kuminta pada angin untuk membawanya
Menyatukannya dengan jiwa yang teramat rindu
Yang setia menunggu
Di bawah atap itu
Jangan kalian marah
Hak jiwa ini untuk berkata,
dimana dia harusnya berada
Jangan memaksa
Bahkan kau pun akan kalah dengan lara
Tenang saja
Jiwa ini takkan berpaling
Kaulah yang paling tahu
Tanpamu, jiwa hanyalah jiwa
Benda mati yang kasat mata
Jangan pula kau sombong
Kaupun tak lebih baik
Apa guna sebuah raga dengan jiwa yang berkelana?
Tetaplah seperti itu
Jangan berontak
Jangan pula terlarut
Waktu akan tertelan
Hingga saatnya tiba
Jiwa takkan sekarat menahan rindu
Langkahmu pun takkan sendiri lagi
Jadi kumohon, bersabarlah.
00.43 am
Bintang nampak tak hidup
Pertanyaan pun mulai riuh
Kemana cahaya itu?
Jangan tanya aku
Aku tak peduli
Apa pernah rambulan peduli
Pada air mata yang tak pernah kering
Apa pernah bintang itu sudi
Akan tubuh yang lemah terbaring
Dengan pikiran yang selalu ingin berpaling
Andaikan raga ini sebuah balon helium
'Kan kuminta pada angin untuk membawanya
Menyatukannya dengan jiwa yang teramat rindu
Yang setia menunggu
Di bawah atap itu
Jangan kalian marah
Hak jiwa ini untuk berkata,
dimana dia harusnya berada
Jangan memaksa
Bahkan kau pun akan kalah dengan lara
Tenang saja
Jiwa ini takkan berpaling
Kaulah yang paling tahu
Tanpamu, jiwa hanyalah jiwa
Benda mati yang kasat mata
Jangan pula kau sombong
Kaupun tak lebih baik
Apa guna sebuah raga dengan jiwa yang berkelana?
Tetaplah seperti itu
Jangan berontak
Jangan pula terlarut
Waktu akan tertelan
Hingga saatnya tiba
Jiwa takkan sekarat menahan rindu
Langkahmu pun takkan sendiri lagi
Jadi kumohon, bersabarlah.
00.43 am
Komentar
Posting Komentar